Beranda | Artikel
Tidak Sama, Wahai Saudaraku…
Kamis, 7 November 2019

Bismillah.

Tidaklah seorang insan menjadi mulia di dunia ini kecuali dengan takwa. Oleh sebab itu manusia yang termulia di hadapan Allah adalah yang paling bertakwa. Takwa yang berakar dari aqidah di dalam dada dan memunculkan buah ketaatan dan amal salih bagi manusia.

Ilmu yang disertai dengan rasa takut kepada Allah akan membuahkan ketakwaan dan ketundukan kepada perintah dan larangan Allah. Ilmu yang menyebabkan seorang budak hitam lebih memilih disiksa oleh majikannya demi mempertahankan aqidahnya. Ilmu yang menyebabkan seorang anak rela meninggalkan keluarga dan kaumnya yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Ilmu yang tidak menyisakan keraguan bagi seorang mukmin akan kebenaran janji Rabbnya…

Apakah sama orang yang mengenal Allah dengan orang yang kufur kepada-Nya, yang menentang hukum-hukum-Nya? Apakah sama orang yang mensyukuri nikmat Allah dengan orang yang menggunakan nikmat itu untuk merusak dunia dan melakukan kekejian dimana-mana? Apakah sama orang yang bersabar menghadapi takdir pahit dalam hidupnya dengan orang yang rela menjual agamanya demi menjilat-jilat di belakang ambisi dunia yang rendah dan fana?!

Tidak sama orang yang hidup hatinya dengan orang yang telah mati hatinya dari mengingat Allah dan menyambut seruan-Nya. Sebagaimana tidak sama antara orang yang melihat dengan orang yang buta. Betapa banyak orang yang matanya normal tetapi buta matahatinya, dan sebaliknya ada orang yang matanya buta tetapi mengalahkan ribuan manusia yang normal penglihatannya karena ketakwaan dan ilmunya tentang agama. Tentu tidak sama; antara orang-orang pandir dengan insan cendekia!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti perumpamaan antara orang hidup dengan orang yang sudah mati/menjadi mayat.” (HR. Bukhari)

Kehidupan yang sejati adalah hidupnya hati dengan iman dan ketaatan. Adapun hidup dengan bernafas, makan dan minum, berjalan dan memegang; adalah kehidupan yang juga dirasakan oleh binatang. Allah pun menggambarkan keadaan orang-orang kafir yang bersenang-senang dan makan sebagaimana bersenang-senangnya binatang; sementara neraka itulah yang kelak akan menjadi tempat tinggalnya selama-lamanya; betapa buruknya tempat tinggal itu…

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Para ulama menjelaskan bahwa islam adalah kepasrahan kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan, dan berlepas diri dari syirik dan pelakunya. Islam bukan hanya mengatur hubungan seorang hamba dengan Rabbnya, tetapi ia juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya. Islam adalah agama yang sempurna, tentu tidak bisa disamakan dengan agama-agama buatan manusia atau agama kemusyrikan dan pemujaan berhala!

Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah ridha Islam sebagai agama bagi kalian.” (al-Maidah : 3)

Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka berbuat syirik pasti akan lenyap semua amal yang mereka lakukan.” (al-An’am : 88)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah seorang pun yang mendengar kenabianku apakah dia Yahudi atau Nasrani kemudian meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk golongan penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Islam inilah jalan yang akan mengantarkan manusia menuju kebahagiaan dan keselamatan. Tidak ada suatu kebaikan kecuali telah ditunjukkan, dan tidak ada satu keburukan melainkan sudah diperingatkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggalkan untuk umat ini ajaran agama yang terang-benderang; sampai-sampai malamnya seperti siangnya… Tidak ada yang melenceng darinya kecuali dia adalah orang yang celaka…

Sebagian ulama terdahulu berpesan, “Hendaklah kamu mengikuti jalan kebenaran dan jangan risau oleh sedikitnya orang yang berjalan di atasnya. Dan janganlah kamu ikut jalan-jalan kebatilan dan jangan kamu gentar oleh banyaknya orang yang binasa…”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam datang dalam keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing seperti ketika ia datang. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim)

Hidup ini adalah cobaan dan ujian bagi manusia. Untuk membuktikan siapakah yang jujur mengabdi kepada Allah dan siapa orang yang dusta; yang mengatakan dengan lisannya apa-apa yang tidak ada di dalam hatinya. Allah berfirman (yang artinya), “Apakah manusia mengira mereka dibiarkan mengatakan ‘Kami beriman’ kemudian mereka tidak diuji. Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka; supaya Kami mengetahui siapakah orang-orang yang jujur dan siapakah orang-orang yang dusta.” (al-’Ankabut : 2 dst)

Anda yang berjalan untuk pergi ke masjid dalam rangka menunaikan sholat lima waktu berjama’ah di masjid, tentu tidak sama dengan orang yang berjalan menuju tempat-tempat maksiat. Anda yang berjalan menuju majelis ilmu tentu tidak sama dengan orang yang berjalan menuju tempat yang tidak Allah ridhai. Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah, dan berjalan kaki ke masjid akan bisa menjadi sebab terhapusnya dosa dan terangkatnya derajat. Majelis ilmu adalah taman-taman surga; barangsiapa singgah di sana dan mereguk hikmah akan tenanglah hatinya.

Orang yang mengenal Allah akan menjadikan waktu demi waktu yang dia lalui untuk mengejar cinta dan ridha-Nya. Adapun orang yang kufur kepada ar-Rahman akan menempuh segala macam cara untuk menghindar dari tauhid dan keimanan kepada Rabbnya. Mereka melupakan Allah maka Allah pun melupakan mereka. Ketika mereka menyimpang maka Allah pun simpangkan hati mereka, semoga Allah lindungi hati kita dari segala kerusakan iman…

Saudaraku yang dirahmati Allah, di sinilah anda diberi pilihan antara menempuh jalan keimanan ataukah jalan kekafiran, antara bersama ahli tauhid atau berkumpul dengan ahli syirik, antara bergabung dengan pengikut nabi atau bersatu dengan pengekor Iblis…

Ibnul Qayyim menggambarkan keadaan banyak orang yang malang :

Mereka lari dari penghambaan yang menjadi tujuan

Mereka diciptakan

Maka mereka pun terjebak dalam penghambaan

Kepada hawa nafsu dan setan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)

Akan tetapi penjara dunia ini adalah surga bagi orang bertakwa. Oleh sebab itu sebagian ulama berkata, “Sesungguhnya di dunia ini ada surga. Barangsiapa tidak memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga di akhirat.” Surga itu adalah ridha kepada takdir dan hukum Allah…


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/tidak-sama-wahai-saudaraku/